HORAS....!
SELAMAT DATANG TUHAN MEMBERKATI

Kamis, 03 Maret 2011

Bahaya Pernikahan diusia Muda


Sudah menjadi kodrat alam bahwa manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia yang lain dalam suatu persekitaran sosial. Di dalam bentuknya yang terkecil, kehidupan bersama itu dimulai dengan adanya sebuah keluarga. Karena, keluarga merupakan gejala kehidupan umat yang dibentuk oleh laki-laki dan perempuan. Hidup bersama ini, yang telah memenuhi persyaratan inilah yang disebut dengan perkawinan. Perkawinan merupakan tali ikatan yang melahirkan keluarga sebagai salah satu unsur dalam kehidupan masyarakat dan bernegara yang sesuai dengan hukum negara, hukum adat, dan hukum agama. Alkitab menasihatkan supaya setiap orang beranak cucu dan bertambah banyak (Kej. 1:28). Tentu, untuk beranak cucu dan bertambah banyak haruslah melalui proses perkawinan yang sesuai dengan aturan. Bagaimana dengan seorang penolong dalam gereja tempatan jika ada perempuan yang belum memenuhi syarat untuk membentuk suatu keluarga melalui perkawinan?. Pertanyaan inilah yang akan dibahas dalam tulisan ini.
            Seorang perempuan yang berumur 15 Tahun, ingin melakukan perkawinan. Sebagai seorang penolong dalam gereja, hal yang perlu diperhatikan adalah:
Memberikan usulan menunda keinginan gadis tersebut.
Mengapa harus ditunda?. Ada beberapa alasan:
·        Faktor kesehatan: Akan berdampak secara psikis dan psikologis. Dimana, seorang perempuan yang masih berumur 15 tahun, organ intim belum siap untuk hubungan seksual, terlebih lagi jika melahirkan.
·        Faktor Ekonomi: Jika usia 15 Tahun sudah menikah, maka dapat dibayangkan keluarga yang akan terbentuk akan makan darimana. Karena dalam usia ini, tentu belum ada pekerjaan yang menetap. Kemiskinan meningkat, karena belum siap secara ekonomi.
·        Kehidupan Sosial: secara umum adalah, memunculkan laju pertumbuhan penduduk yang sangat pesat. Jika  ditinjau dari sisi sosial, pernikahan dini dapat  mengurangi harmonisasi keluarga. Hal ini disebabkan oleh emosi yang masih labil, gejolak darah muda dan cara pikir yang belum matang, cara untuk menggabungkan diri dengan keluarga. Dengan kata lain, usia menjadi faktor dalam membentuk keluarga. Keluarga yang dimaksudkan bukan lagi hanya suami. Namun, sudah harus melihat keluarga dari suami, kemudian anak-anak, dll. Kalau dalam keluarga hubungan yang tidak baik tercipta, maka otomatis akan berdampak kepada kehidupan masyarakat luas. Melihat pernikahan dibawah umur dari berbagai aspeknya memang mempunyai banyak dampak negatif.
Masih banyak lagi, dampak-dampak yang ditimbulkan akibat menikah dibawah umur. Diantaranya adalah menuju ke perceraian. Disebabkan, pemikiran yang masih labil, dan pemikiran karena masih muda.
Namun dalam kesempatan ini, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan alangkah sebaiknya untuk menunda menikah di usia muda atau dibawah umur layaknya menikah.

Selasa, 01 Maret 2011

PEMUDA KRISTEN DALAM KRISIS GLOBAL

Oleh : Gomgom Tua Pasaribu
(Mahasiswa STT HKBP Pematang Siantar)

Krisis Global yang melanda dunia, tidak dapat disesali karena sudah merambah hingga ke masyarakat kecil. Dampak nyata yang kita hadapai, harga-harga yang meningkat. Secara pelahan hal ini meresahkan keadaan warga. Kenapa tidak, akibat Krisis Global ini, banyak masyarakat yang menjadi besar pasak dari tiang. Tidak hanya itu, banyaknya karyawan yang di PHK menjadi dampak nyata dari Krisis yang kita hadapi.
Dalam hal ini sebagai Pemuda Kristen apa yang harus kita lakukan…?
Erasmus, seorang tokoh yang berperan penting dalam Pendidikan Agama Kristen, mengatakan setiap anak, termasuk setiap pemuda mau diajar dan diajak untuk hal yang lebih baik, asal yang mengajak, cara yang mengajak, disajikan dalam bentuk hal yang menarik. Erasmus juga menekankan, yang berperan dalam pendidikan, dan yang kita hadapi sekarang ini, bukan saja hanya laki-laki saja. Tetapi termasuk juga perempuan. Untuk itu, melalui pemikiran Erasmus ini Pemuda ditantang untuk mencari cara yang menarik untuk mengajak masyarakat, sehingga Krisis Global dapat teratasi.
            Salah satu hal yang sederhana yang bisa dilakukan oleh para Pemuda adalah, berhemat. Zaman sekarang ini, banyak pemuda yang sangat boros dalam kesehariannya. Orang tua sebagai sumber dari materi menjadi sasaran utama. Pemuda yang masih bergantung kepada orang tua, di Krisis Global ini, harus mampu berhemat. “Hemat pangkal Kaya”. Kata kaya dalam hal ini penulis maksudkan bukanlah berkecukupan dalam harta, tetapi kata kaya yang dimaksudkan disini adalah terlepas dari Krisis Global. Sekarang ini, terlepas dari Krisis Global sudah merupakan suatu kekayaan yang besar bagi manusia. Pemuda Kristen dilatih berorientasi untuk mengenal keadaan masyarakat yang dipersulit duniawi. Krisis Global yang muncul, merupakan kesulitan yang muncul dari dunia ini.
            Hal lain yang bisa dilakukan oleh pemuda Kristen adalah, Taat kepada pemerintah. Krisis Global yang terjadi bukanlah kehendak pemerintah, oleh karena itu, kebijakan pemerintah haruslah ditaati. Dan kita harus yakin, bahwa pemerintah kita itu adalah berasal dari Allah (Roma 13:1). Taat kepada pemerintah bukan berarti menunggu segala sesuatu yang akan kita kerjakan, atas perintah dari pemerintah. Dalam suasana Krisis Global ini, kita diajak untuk tidak mencari kambing hitam. Dimana tindakan yang seperti ini sudah termasuk dalam tindakan menghakimi.
            Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan merupakan suatu hal yang pemuda harus perhatikan. Terlebih dalam menghadapi Krisis Global ini, pemuda harus terlebih dahulu membuat perencanaan dan bergumul dengan Tuhan akan rencana tersebut. Dengan demikian, apapun yang terjadi dalam hidup kita, itu merupakan kehendak Tuhan. Kita yang merencanakan, tetapi Tuhan yang menetapkan.(Yakobus 4:13-17)
            Hal terakhir yang ingin penulis sampaikan adalah, Pemuda jangan putus asa. Sebab, jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan”(Roma 10:9). Bagaimana dengan kita, apakah kita percaya, bahwa Tuhan akan membangkitkan kita dalam menghadapi Krisis Global sekarang ini?